Rindu di Kabin

Untukmu,
yang pernah membekas lelah di semburat kaca
lesung pelupuk, busung dada hingga seraut wajah
lantamkan lagu tentang jemari yang mendamba
bertaut hingga dermaga tertentu arah

cerita kita jadilah cerita pergi dan kembali
melepas surih di balik kelambu dan seprai basah
melempar sauh ketika rindu menggili-gili naluri
kembali melayar dua tubuh yang seluruhnya terdedah

sekali waktu itu kita menjejak-jejak lupa
menjadi cawan kosong yang kau aliri desah
sejak senja kita–juga berhenti di balik palka
di kabin kita menggelayuti ombak tanpa jengah

petiklah kecapi dan biarkan aku menari
menemani sisa-sisa nafas yang tertinggal pergi
bersama uap aroma anggur
dengannya kita pernah lebur-melebur

dari kabin rindu memanggil sampai nanti kau kembali
seturut rekah bibir pemasak debar lelaki
membawa seribu deru ombak-ombak berpagut
bersamamu, mengarungi seluruh laut

melepas ingatan yang kembali terlecut
dua nafas beradu
renggut-merenggut
di dalam kabin di balik kelambu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar