Janda Pejuang: Lagu Menunggu Pulang

Kau yang memahami tingginya rindu–tertinggal di gunung
di antara aroma tusam yang memantik kesendirian
membiarkan layap angin membawa bait-bait sajakmu
bersama nyala tungku, sisir di dipan dan anyaman tikar
di senja yang diam kau menunggu dekat jendela
dengar, lagu hujan, lembut diiringi kecapi tali dua
sayup, suara nyanyian bedil berputar di rekaman kepala
hari itu dia masih pulang, membawa genangan air mata dan tawa
padamu dia ceritakan dua nyawa: Belanda!
memucat di ujung bambu yang kau asah dengan tarian tanganmu.

Dengannya kau habiskan malam dengan nembang syair-syairmu
erkata bedil, i kuta medan ari o turang
ngataken kita lawes erjuang ari o turang

kau antar titik-titik air yang merabas dari risau tidurnya
mimpi nyawa-nyawa yang hilang, mimpi darah, mimpi lelah!
sampai ketika kokok jantan–kau kepul asap di bawah para-para
ketika cerita yang terselip di jendela dan anyaman harus berulang
kau menunggu. bersama aroma getah tusam dan nada rindu
lagu kesendirian yang kembali dilayap angin dari antara pucuknya
hingga senja itu. dia berhenti untuk pulang: tanpa cerita.

rona matahari sudah berganti muka di senja berwajah sama
Kau teruskan anyaman, tanpa menyerah pada mata yang lelah
lumat-lumat pinang, gambir, menjadi satu di mulutmu
lagu-lagu itu masih kau runut di sela kunyahan sirih,
sesekali menyeka air merahnya yang mengalir di keriput wajahmu
tanpa dentingan jari yang beradu senar kecapi tali dua, lagi
kau menunggu waktu pulang, kembali padanya dan pada-Nya.
**
:: nenekku, aku rindu..

catatan:
erkata bedil i kuta medan ari o turang
ngataken kita lawes erperang ari o turang …
== Syair lagu “Erkata Bedil”==
terdengar suara senapan, o turang
tandanya kita akan pergi berperang, o turang
==
turang : panggilan kepada orang tersayang (dalam hubungan pasangan). Juga panggilan perempuan kepada saudara lelaki, dan sebaliknya.

___________
zoel z'anwar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar